Pada 14 Januari 1934-18 Oktober 1938 Bung Karno diasingkan dan menjalani masa pembuangan bersama keluarganya di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur. Ende dijadikan tempat pembuangan Bung Karno karena ketika itu dianggap sebagai tempat terpencil dan jauh dari Ibukota. Pada masa pembuangannya Bung Karno menjalin hubungan harmonis dengan masyarakat disekitarnya, sambil mengobarkan semangat juang melawan penjajahan Belanda.
Bung Karno suka mementaskan scenario karya-karyanya yang mengandungg pesan, semangat juang bangsa Indonesia untuk melawan penjajahan Belanda. Selain itu, di Ende pula Bung Karno menemukan butir-butir Pancasila yang kemudian menjadi dasar Negara kita. Sayangnya sekarang semangat itu tidak menular pada kaum remaja, maupun rakyat Indonesia. Mungkin karena kita tidak merasakan perjuangan yang berat menghadapi para penjajah. Tapi itu harusnya tidak menjadi alasan untuk kita menjunjung tinggi semangat juang Bung Karno. Selalu berusaha menjadi seseorang yang berguna untuk bangsa ini dan selalu ingat akan jasa para pahlawannya merupakan salah satu cara untuk menjaga semangat juang itu.
Andai para pemimpin ini seperti Bung Karno yang selalu dekat dengan rakyatnya dan selalu berjuang tanpa menyerah demi kejayaan Indonesia dan kesejahteraan rakyatnya dengan hati tulus, mungkin negeri ini akan lebih baik dari sekarang. Di tengah caruk-maruk kehidupan negeri ini yang semakin gila ingin rasanya merasakan kehidupan di jaman Bung Karno yang mungkin sulit tapi indah karena masih adanya sikap saling menghargai dan peduli di antara masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar