Jika orientasi pendidikan adalah untuk mencetak tenaga kerja guna kepentingan industry dan membentuk mentalitas pegawai katakanlah hingga dua decade ke depan yang akan dihasilkan adalah jutaan calon penganggur. Sekarang saja ada sekitar 750.000 lulusan program diploma dan sarjana yang menganggur. Jumlah penganggur itu akan makin membengkak jika ditambah jutaan siswa putus sekolah dari tingkat SD hingga SLTA.
Jadi, untuk apa sebenarnya generasi bangsa bersekolah hingga ke perguruan tinggi? Jika jawabannya agar mereka bisa jadi pegawai, fakta yang ada sekarang menunjukkan orientasi tersebut keliru. Dari 105 juta tenaga kerja yang sekarang bekerja, lebih dari 55 juta pegawai adalah lulusan SD. Pemilik diploma hanya sekitar 3 juta orang dan sarjana sekitar 5 juta orang. Jika sebagian besar lapangan kerja hanya tersedia untuk lulusan SD, lalu untuk apa anak-anak kita harus buang-buang waktu dan uang demi melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi?
Faktanya sekarang semakin tinggi pendidikan juga ternyata tidak menjamin mudah mendapat pekerjaan . yang diperlukan sekarang adalah menggali kreativitas dan imajinasi. Dua hal yang susuah dimiiliki begitu saja, pendidikan sekolah sampai perguruan tinggi memang penting tapi ada kadangnya kita bisa mendapat ilmu pengetahuan di luar. Kini ilmu pengetahuan sudah tesedia secara digital, bisa lewat internet di computer, warnet , maupun telpon genggam. Hanya bagaimana kita mengembangkannya dengan imajinasi dan kreativitas hingga bisa menciptakan sesuatu yang tidak hanya berguna untuk diri sendiri tapi juga untuk orang banyak.
Jadi, cukup berikan kemampuan menggunakan kompuer, mencari sumber informasi yang dibutuhkan di internet, dan bahasa inggris secukupnya karena di dunia maya tersedia mesin penerjemah aneka bahasa yang instan. Anak-anak cukup sekolah 12 tahun saja. Mereka tidak usah jadi pegawai. Dunia kreatif yang bernilai tinggi tersedia untuk mereka, sepanjang manusia masih ada.
Sumber : opini@kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar